Rabu, 18 April 2012

AZALEA HUSNA: Rihlah AAI ke Jogja : Setiap Detik, Sejuta Kisah.....





AZALEA HUSNA: Rihlah AAI ke Jogja : Setiap Detik, Sejuta Kisah.....
Sebenarnya ini adalah tulisan yang terlambat terbit. Ketika kisah ini bisa tersurat beberapa hari yang lalu, kesempatan menghalangi selurunya. Hingga, waktu juga yang mengizinkannya bercerita. Satu minggu yang lalu, pada saat ini aku sedang mempersiapkan diri untuk sesuatu yang besar. Apa itu? Rihlah AAI (Asistensi Agama Islam) khusus kelompok saya, dan kami memilih pergi ke Jogja! Suatu kebahagiaan tersendiri bagi kami ketika kami bisa berkumpul dalam kondisi yang lain dari biasanya. Bukan di kampus, di taman maupun di musholla fakultas. Tapi lebih dari itu semua, Jogja! Walaupun terbilang dekat dari Solo namun, Jogja bisa memudarkan penat kami selama hari aktif kuliah. Dan semua itu menjadi lebih spesial karena kami akan pergi bersama-sama. Delapan muslimah yang semuanya unik, nyentrik, dengan ciri khasnya masing-masing.
Seperti kesepakatan, keseekon paginya pukul 6.00 WIB kami berkumpul di stasiun Balapan. Aku dan tiga temanku ; Dhini, Atisa, dan Tria tiba disana dengan keterlambatan yang bisa dimaklumi. Kami pun memesan 8 tiket sekaligus dengan uang pribadi dan uang kas. Geli rasanya melihat tulisan di tiket kereta : "BERDIRI". Itu artinya kami tidak dapat kursi dan harus berdiri sepanjang jalan. Tapi tidak masalah. Ketika semua itu dijalani dengan ikhlas, maka kebahagiaan saja yang akan selalu membersamai. Tetapi alangkah cemasnya, ketika kereta api mulai berteriak memanggil, 2 teman kami dan kakak pembimbing kami belum hadir. Keraguan, kekhawatiran mulai muncul sambung-menyambung. Jika kami berangkat, kami tidak tega meninggalkan 3 saudara kami. Tetapi jika tidak, maka 8 tiket kami akan hangus. Telepon dan sms segera dilayangkan untuk teman-teman yang belum hadir. Namun, kehampaan saja yang didapat. Kecemasan malah semakin menjadi-jadi. Takut ini, takut itu. Kami khawatir terjadi sesuatu terhadap teman-teman kami saat di perjalanan menuju stasiun. Tapi karena sang kereta api terlihat tidak sabar dan semakin kencang meniupkan peluitnya, kami pun memutuskan berangkat. Kami menjual 3 tiket kami kepada orang-orang yang mengantri panjang. Di kereta, ternyata cukup sepi. Kami pun mendapat kursi, tapi berada dalam gerbong yang berbeda. Saya, Dhini, dan Tria berada pada satu gerbong. Sedangkan Iim dan Atisa di gerbong yang lain. Alhamdulillah, sebelum kereta berangkat, mbak Illu, kakak pembimbing kami, datang dan bergabung di kereta kami. Sedikit kecemasan terobati, berganti kelegaan. Tinggal dua teman kami yang belum tentu keberadaannya. Sepanjang jalan kami terus mengirimi teman kami, yaitu Gesti dan Aini, sms juga menelpon. Dan alhamdulillah mereka membalas. Mereka terlambat dan tidak bisa mengejar kereta. Dan akhirnya naik kereta pada pukul 9.10 dan kami berjanji  akan bertemu di Taman Pintar.
Mbak Illu, Aku, Dhini, dan Tria berada pada gerbong yang sama. Kami bercanda, dan bercengkrama sepanjang jalan. Ketika tempat pemberhentian hampir tiba, Mbak Illu memintaku mengirim sms pada Iim dan Atisa agar berpindah ke gerbong kami. Ketika kami sudah berkumpul, kami akan turun bersama-sama agar tidak terpisah. Tetapi alangkah terkejutnya kami, saat Iim dan Atisa mengatakan mereka telah turun dan berada di stasiun Lempuyangan. Kami sangat kaget. Seharusnya turun di stasiun Tugu. Akhirnya kami memutuskan berjanji untuk bertemu di Malioboro. Atisa dan Iim bisa naik becak atau berjalan kaki.
Singkat cerita, kami semua. Delapan muslimah yang unik bisa berkumpul seluruhnya di Taman Pintar. Atisa dan Iim yang berjalan dari Stasiun Lempuyangan hingga ke Malioboro, akhirnya tiba di Taman Pintar. Aini dan Gesti pun telah sampai Sesuai tujuan kami, kami pun membahas tentang AAI dan alhamdulillah kelompok AAI kami tetap dan dengan pembimbing yang sama alias tidak berubah. Kami bisa bersama-sama kembali. Sangat senang! Melihat keakraban kami yang semakin kental rasanya sedih ketika kami harus dipisahkan. Tapi semoga itu semua tidak mengotori esensi dan tujuan utama dari AAI. Sharing-sharing dan pemilihan struktur AAI baru pun dilakukan. 
Rihlah kali ini sangat mengasyikkan. Taman Pintar mungkin merupakan tempat yang tepat. Kami bisa me-refresh pikiran dengan melihat adik-adik yang polos.. hahaha. Kami sulit sekali berhenti tertawa melihat tingkah mereka yang kocak. Bagi mereka, melihat air menyembur dari dasar, rasanya seperti melihat sesuatu yang 'ajaib'. Gemes! :D


Di Taman Pintar kami berkunjung ke beberapa arena. Ketika memasuki ruangan demi ruangan ternyata Taman Pintar cukup luas. Kami sampai kelelahan memutari seluruh area yang ada. Tapi senang selalu menyelimuti. Hingga semangat menggebu, walaupun akhirnya padam dan makan es krim. :)
**serangkaian acara AAI selesai**
 
AAI ditutup dengan alhamdulillah. Pengalamannya sangat berkesan. Bahkan tidak mampu untuk diceritakan. Ketika semua dikonversi menjadi tulisan, hanya sedikit memori yang bisa tersalurkan. Saat semua ingin diutarakan dalam kata dan nada, semua akan berbeda. Beberapa masalah timbul sebelum berangkat, saat acara, bahkan ketika pulang. Tapi tidak mengapa. Bukanlah Allah selalu mencukupi kebutuhan kita dan Allah sebaik-baik penolong. Walaupun ada beberapa rintangan dan halangan, ayo tetap maju! Perjalanan ke Jogja ini hanyalah sebagian kecil dari cerita yang Allah buat. Tidak ada apa-apanya dibandingkan aral yang mungkin siap menghadang. Atau mungkin terlalu pahit, jikalau masa depan nanti semanis madu, selezat brownies, dan se-ceria es krim stoberi. Kita takkan penah tahu. 


Terima kasih, teman. Dunia ini terlalu luas untuk aku tinggali sendiri, jalan ini sangat panjang dan sempit saat aku berjalan terasing, dan jiwa ini terlalu sepi saat aku seorang diri. Tak kuasa aku saat jiwa ini sendu, hancur, remuk, dan berpendar. Namun, semuanya sirna saat kita bersua. Bersama-sama, semakin kuat, dan akan selalu bisa. Kebahagian qalbu bisa didapat saat memiliki teman-teman dan mbak seperti kalian semua, ukhti fillah. Aku berharap ikatan ini tidak terbatas pada dunia. Tetapi ukhuwah ini mampu terbang menembus akhirat, mendarat dalam luas surga-Nya. Saat Allah mempertemukan kita dalam keadaan sebaik ini, semoga cinta selalu terjaga dengan kuasa dari-Nya, dan nikmat jannah kelak dapat terengkuh. Aamiin. 


(for kelompok AAI ku semua, dimanapun kalian berada) 
Thanks for Husna Syaima and all my bestfriends... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar