Rabu, 08 Februari 2012

Sinopsis buku "Live is Beautiful, Hidup Tanpa Tekanan Stres"




Judul                           : Life is Beautiful, Hidup Tanpa Tekanan Stres
Pengarang                   : Abdurrahman Nusantari
Penerbit                       : Pena Pundi Aksara
Tahun Terbit                : 2007
Tempat Terbit              : Jakarta
Jumlah Halaman          : 150


Stres merupakan kata yang sangat populer di era modern. Stres adalah reaksi seseorang terhadap setiap rangsangan yang mencemaskan dirinya. Reaksi itu biasanya berupa penurunan kualitas fisik atau penurunan kenyamanan perasaan. Derita stres menimpa semua kalangan, orang kaya atau kaum fakir, kalangan elit atau rakyat jelata, orang laki-laki atau perempuan, masyarakat di kota metropolitan maupun di pelosok desa. Semua pihak merasakan beratnya tekanan stres tanpa membedakan faktor status dan kelas.
Fenomena stres sebenarnya berakar dari gaya hidup yang hanya mementingkan materi dengan mengabaikan aspek rohani, memunculkan berbagai macam ketidakseimbangan. Stres baru akan menjadi masalah serius jika ia memicu munculnya berbagai bentuk kerusakan hidup, lahir-batin, dunia-akhirat. Misalnya, karena stress seseorang jatuh sakit, tubuhnya melemah, daya ingat merosot, mogok bekerja, meninggalkan tanggung jawab, dan lain-lain.
Banyak orang yang ingin bebas dari stres, tapi mereka menempuh cara keliru sehingga mereka terlempar ke arah bentuk-bentuk stres yang lain. Bahkan, mereka terlempar ke bentuk stres yang lebih serius. Seperti kata pepatah, “Lepas dari mulut harimau, masuk ke mulut buaya”.
Banyak hal yang bisa menimbulkan stres, baik berupa perkara yang besar atau perkara sepele. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres :
   Musibah berat
   Kesempitan ekonomi
   Kegagalan usaha
   Tekanan rasa jenuh
   Terlibat konflik
   Tekanan lingkungan
   Sanksi social
   Keyakinan merusak
Dalam lingkup sains modern, kajian stres termasuk salah satu objek studi spikologi. Spikologi adalah studi tentang pikiran dan bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku. Menurut pandangan psikologi, beberapa cara untuk mengatasi stres yaitu :
1.      makan makanan yang bergizi
2.      mengurangi makan makanan berlemak
3.      mnghindari bunyi-bunyi bising
4.      menjalani hiup lebih santai(tidak terlalu menuntut)
5.      membangun reputasi diri yang tinggi
Adapun terapi-terapi untuk mengatasi stres yaitu : meditasi, yoga, relaksasi, dan biofeedback. Selain itu juga dikenal terapi melalui obat-obatan, baik obat kimiawi maupun obat alami. Namun, studi psikologi mempunyai beberapa kelemahan, yaitu :
1.      Manfaat dari terapi psikologi hanya bersifat sementara.
2.      Terapi spikologi hanya mampu mendinginkan keadaan emosi seseorang, bukan memberikan ketentraman baginya.
3.      Terapi spikologi tidak menyentuh sebab-sebab pemicu stres.
4.      Pendekatan spikologi tidak membentuk karakter kepribadian.
5.      Dalam banyak hal, psikologi hanya tampak menawan sebagai kumpulan teori-teori yang sulit diterapkan secara nyata.
Jika spikologi bisa membuktikan dirinya sebagai sebuah konsep keilmuan yang benar-benar bermanfaat, sudah pasti masyarakat akan menyambutnya dengan suka cita. Namun kenyataannya, spikologi hanyalah ilmu formalitas yang sepi pengaruh dan kering makna.
Studi di bidang spikologi telah memakan energi luar biasa, baik diukur dari waktu, pikiran, tenaga, juga dana. Di balik pengorbanan besar yang telah ditempuh, tentu ada titik-titik kebaikan yang bisa diambil. Terkait dengan solusi stres, kita bisa mengambil sebagian kecil dari metode-metode psikologi, terutama untuk terapi-terapi yang  bersifat sementara. Namun untuk meraih solusi yang paripurna (istimewa), kita harus kembali ke ajaran-ajaran agama (islam). Stres berakar dari persoalan kejiwaan (nafsiyyah) sang pencipta jiwa itu sendiri. Suka atau tidak, kita harus kembali meniti jalan Allah.
Ketika berbicara tentang stres, biasanya seseorang menunjuk ke arah kepalanya, seolah rasa tertekan itu bersarang di kepala. Padahal tidak, stres itu adalah tekanan yang menimpa jiwa, meresahkan hati, melemahkan mental, bahkan mengundang gangguan penyakit fisik. Jadi, sekujur tubuh seorang penderita stres, lahir dan batin, semuanya merasakan tekanan. Adapun yang paling tertekan adalah titik inti perasaan manusia itu sendiri, yaitu hati (qalbu).
Islam merupakan konsep hidup (way of life) yang sangat ditunggu-tunggu peranannya untuk mengentaskan manusia dari keterpurukan spiritual akibat tekanan stres menuju kehidupan sejati. Salah satunya dengan memperkuat keimanan.
Keimanan adalah anugerah agung yang dikaruniakan oleh Allah kepada manusia. Dengan keimanan, manusia menemukan jalan terang di tengah kegelapan hidup. Iman bukan hanya menjadi  penyelamat kehidupan, menjadi sebab kesejahteraan, dan menjadi syarat meraih surga, melainkan juga menjadi syarat ketentraman jiwa. Tanpa ketentraman jiwa, manusia akan kehilangan makna hidupnya, meskipun dia memiliki kekayan materi yang melimpah.
Setelah iman, maka makanan yang dibutuhkan hati adalah zikir. Zikir adalah ilmu, amal, dan istiqamah yang dapat menyejukkan hati dan melapangkan dada. Bacaan-bacaan zikir memiliki pengaruh luar biasa. Pengaruh paling sederhana yaitu bunyi bacaan yang terdengar indah di telinga. Kemudian pengulangan-pengulangan kalimat yang membekaskan ketenangan di hati serta pemahaman terhadap makna agung dari kalimat-kalimat itu.
Dengan modal keimanan dan zikir, maka jiwa manusia akan terisi air kesejukan nan jernih, dingin dan manis rasanya. Dalam keadaan demikian kita tidak perlu khawatir dengan stres. Ilmu dan iman akan menjawab seluruh sebab kecemasan, sedang zikir akan menjadi pemuas hati-hati yang dahaga.
Dasar dari perbaikan hidup manusia adalah iman dan zikir. Keimanan membuat hidup terarah, tidak dikacaukan dengan pemikiran-pemikiran keliru. Sedangkan zikir akan mengisi jiwa dengan kesejukkan-kesejukan runhiyah. Selain dua hal itu, kita juga di tuntut memahami realitas kehidupan. Realitas kehidupan adalah berbagai kenyataan yang kita alami dalam hidup ini.
Kita perlu membangun kembali keterampilan-keterampilan mental yang sangat dibutuhkan untuk menata hidup kita menjadi lebih baik. Keterampilan-keterampilan itu selain bermanfaat untuk merendam stres, juga dibutuhkan untuk meraih impian-impian hidup yang didambakan. Berikut hal-hal yang yang dibutuhkan untuk menghindari tekanan stres.
   Falsafah menabung, jika kita menanan kebaikan,yakinlah suatu saat kita akan memetik buahnya. Sebaliknya, jika kita menanam keburukan, yakinlah suatu saat kita akan menanggung akibatnya.
   Mencegah resiko buruk. Keburukan-keburukan yang kita alami berpotensi menimbulkan stress. Namun, sebelum keburukan itu terjadi, alangkah baik jika kita sejak awal telah berusaha menghindari semua itu.
   Waktu terus bergulir. Kesadaran untuk terus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan meninggalkan hal-hal yang mencemari waktu itu sendiri, merupakan senjata untuk menangkis datangnya masalah-masalah pelik dari berbagai penjuru dalam saat bersamaan.
   Kualitas kerja Maksimal.
   Manfaatkan waktu istirahat
Selain keterampilan-keterampilan mental, ada beberapa prinsip spiritual praktis yang sangat penting untuk dikembangkan, yaitu:
   Hidup lebih jujur
   Menuntut ilmu
   Menolong orang lain
   Bermusyawarah
   Sikap syukur dan sabar
   Berdoa memohon pertolongan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar