Rabu, 08 Februari 2012

Sinopsis buku "Serpihan Mimpi"


Judul               : SERPIHAN MIMPI
Pengarang       : Lina Kurniawati
Penerbit           : Insan Madani
Tahun terbit     : 2007
Tempat terbit   : Yogyakarta
Tebal buku      : 290 hlmn + vi

Sejak kecil Aisyah telah diberikan bekal ilmu agama yang cukup oleh kedua orang tuanya. Dengan bekal itulah Aisyah bisa melewati hari-harinya walaupun terasa berat dan menyakitkan. Penderitaannya dimulai semenjak kematian kedua orang tuanya. Tetapi, Aisyah bukanlah seorang yang mudah menyerah dan putus asa. Walau berat, dia akan terus berusaha untuk menjalani hidup. Setelah kematian kedua orang tuanya, Aisyah melanjutkan sekolahnya di kota. Sebenarnya hatinya sangat berat meninggalkan kampung halaman tempat dia dilahirkan dan dibesarkan, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Siapa yang akan membiayai hidupnya nanti, keluarganya bukanlah orang kaya. Walaupun dia masih mempunyai nenek dan paman, dia tidak ingin membebani  mereka. Mereka tidak mungkin sanggup membiayainya, untuk diri mereka sendiri saja masih kekurangan. Sedangkan jika di kota, dia bisa melanjutkan  sekolah karena telah mendapat beasiswa selama 1 tahun.
Di kota Aisyah menjalani hidup barunya tanpa adanya sosok orang tua yang mendampinginya. Di kota, Aisyah juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mencicil pembayaran sekolahnya untuk 2 tahun ke depan, maklum Aisyah hanya mendapatkan beasiswa selama 1 tahun, jadi untuk selanjutkannya dia harus menanggung sendiri. Kehidupan yang berat dan kejadian yang pernah menimpanya di masa lalu tidak menjadi penghalang bagi dirinya untuk terus maju ke depan. Semua cobaan yang menerpanya membuat Aisyah berkembang menjadi seorang gadis yang mandiri dan cerdas. Dia banyak disenangi orang-orang di sekitarnya karena kebaikan dan ketulusan hatinya. Termasuk Bu Nuraini, seorang pengusaha kaya yang meminta Aisyah untuk mengajarkan anaknya mengaji yang kemudian mengangkat Aisyah menjadi anaknya karena kagum terhadap sifat dan kegigihan Aisyah.
Aisyah sangat senang dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Terkadang Aisyah merasa sungkan kepada Bu Nuraini, dia hanyalah orang kampung yang tidak punya apa-apa, tetapi Bu Nuraini mau membiayai hidupnya dan menganggapnya seperti anaknya sendiri. Semua biaya sekolah Aisyah di tanggung oleh Bu Nuraini, hingga ke Perguruan tinggi. Semua keperluan dan kebutuhannya juga dipenuhi. Hingga akhirnya Aisyah lulus dan menjadi seorang diplomat, dia juga berhasil mendapatkan beasiswa untuk melajutkan kuliahnya di Amerika serikat.
Kehidupan Aisyah memang di penuhi dengan cinta, cintanya kepada agama dan pendidikan, cinta kepada keluarganya di kampung, cinta kepada keluarga angkatnya di kota, cinta kepada sahabat-sahabatnya, dan juga cinta kepada seseorang yang telah berhasil merebut hatinya. Aisyah yang dulu mengubur dalam-dalam perasaannya kepada laki-laki, kini perlahan mulai membuka pintu hatinya. Dia jatuh hati pada seorang pria tampan yang kaya ilmu pengetahuan umum dan agama. Pria itu tidak lain adalah anak dari ibu angkatnya sendiri, Bu Nuraini.
Setelah menjalani kehidupan yang panjang dan berat, Aisyah berhasil mendapat imbalan sesuai dengan yang telah dia lakukan. Aisyah berhasil menjadi seorang diplomat yang hebat dan menikah dengan Bang Amang, pria yang berhasil merebut hatinya. Aisyah percaya bahwa serpihan-serpihan harapan yang diimpikannya bisa tercapai jika ada kemauan dan kerja keras untuk mewujudkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar